AbuNawas merupakan salah satu tokoh dalam kisah-kisah 1001 Malam. Ia digambarkan sebagai pria cerdas, lucu, dan banyak akal. Salah satu cerita lucu Abu Nawas yang mengundang gelak tawa adalah Menipu Gajah. Sesuai judulnya, dongeng ini mengisahkan tentang seorang pria yang mencari cara agar bisa menaklukan seekor gajah.
Abu Nawas adalah seorang pujangga cerdas dari Arab. Kisah-kisahnya yang mahsyur menjelajah jauh dari Arab hingga ke nusantara. Namanya juga sempat muncul beberapa kali di dalam cerita 1001 malam. Selain cerdas, ia adalah sosok jenaka yang bisa membuat siapa saja tertawa terbahak-bahak mendengar kisahnya. Simak cerita-cerita Abu Nawas yang kocak berikut ini. Mengenal Abu Nawas, Pujangga Jenaka dari Tanah Arab Alkisah, Abu Nawas sempat dikira sebagai tokoh fiktif yang hanya ada di buku-buku cerita. Pasalnya, ia terlampau jenaka sebagai seorang sosok besar yang hidup di zaman nabi. Namun, anggapan itu ternyata terpatahkan. Sebab, ia adalah tokoh nyata yang menjalani kehidupan sebagaimana diceritakan dalam buku. Abu Nawas atau dalam bahasa Arab disebut Abu Nuwas terlahir dengan nama lengkap Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami. Melalui cerita-cerita sufinya yang bijak dan sarkas ala Abu Nawas, masyarakat kita begitu akrab dengan sosok yang satu ini. Berdasarkan catatan sejarah, Abu Nawas diperkirakan lahir pada tahun 747 hingga 762 M. Mengutip ada yang menyebut bahwa ia lahir di Damaskus. Namun, versi yang lebih umum meyakini bahwa ia terlahir di Kota Ahvaz, Negeri Persia. Ayahnya bernama Hani, seorang anggota tentara Marwan bin Muhammad dari Dinasti Umayyah di Damaskus. Sementara, ibunya bernama Golban atau dalam bahasa Arab disebut Jelleban, seorang penenun yang berasal dari Persia. Masa kecil Abu Nawas cukup memprihatinkan. Ia hidup dalam kemiskinan sehingga sang ibu terpaksa menjualnya sebagai budak kepada seorang penjaga toko dari Yaman bernama Sa’ad al-Yashira. Sejak saat itu, ia lantas bekerja di toko grosir milik tuannya di Basra, Irak. Kecerdasan Abu Nawas sudah terlihat sejak ia masih remaja hingga menarik perhatian seorang penyair bernama Walibah Ibnu Al-Hubab. Ia pun membeli dan membebaskan Abu Nawas dari statusnya sebagai seorang budak. Ia juga yang mengajari Abu Nawas menulis syair. Baca juga Tumbuhkan Sifat Teladan pada Diri Si Kecil dengan Memahami Mukjizat Nabi Musa Cerita Abu Nawas, Dari Penyair Istana Hingga Dipenjara Usai terbebas sebagai budak, lika-liku kehidupannya sebagai seorang penyair pun dimulai. Abu Nawas hijrah ke Baghdad, sebuah kota metropolis yang saat itu dipenuhi intelektual abad pertengahan di bawah kepemimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid. Harun Ar-Rasyid pun mengangkatnya penjadi penyair istana. Ia mendapat jabatan sebagai pendekar para penyair. Tugasnya adalah menggubah puisi puji-pujian untuk Sang Khalifah. Namun, dalam perjalanannya, Abu Nawas juga menulis sense of humour yang justru semakin melejitkan namanya. Ketenaran Abu Nawas bahkan disejajarkan dengan tokoh-tokoh muslim dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Meski dekat dengan Sang Khalifah, namun akibat suatu peristiwa, Abu Nawas kemudian dijebloskan ke dalam penjara. Ia membacakan puisi seorang musuh bernama Bani Mudhar yang membuat Baginda Raja Harun Ar-Rasyid tersinggung dan murka. Sejak mendekam di penjara, puisi-puisinya lantas mengalami perubahan. Dari yang semula pongah dan sarkas berubah menjadi religius. Ia bertobat dan mengakui kekuasaan Allah. Nilai-nilai Ketuhanan menjadi nafas baru dalam syair-syairnya. Abu Nawas meninggal dunia antara 806 hingga 814 Thou. Ia dimakamkan di Syunizi, jantung Kota Baghdad. Baca juga Tanamkan Sifat Teladan kepada Anak dari Kisah Mukjizat Nabi Isa As Cerita Kocak Abu Nawas dan Rumah yang Sempit Alkisah, datang seorang lelaki mengadu kepada Abu Nawas. Laki-laki tersebut merasa sedih karena istrinya mengeluhkan rumah mereka yang sempit. “Abu Nawas, aku memiliki seorang istri dan delapan anak, tapi rumahku begitu sempit. Setiap hari, mereka mengeluh dan merasa tak nyaman tinggal di rumah. Kami ingin pindah dari rumah tersebut, tapi tidak mempunyai uang. Tolong katakan padaku apa yang harus kulakukan,” kata lelaki tersebut. Mendengar hal itu, Abu Nawas pun berpikir mencari jalan keluar. Cukup lama ia berpikir hingga akhirnya mendapatkan sebuah ide. “Kamu memiliki domba di rumah?” tanya Abu Nawas. “Selama ini aku tak pernah menaiki domba jadi aku tak memilikinya,” jawab sang lelaki. Mendengar jawaban sang pria, Abu Nawas kemudian memintanya untuk membeli sebuah domba dan menyuruhnya untuk menempatkan domba itu di dalam rumah. Lelaki tersebut mengangguk dan segera pergi membeli seekor domba. Keesokan harinya, ia datang lagi ke rumah Abu Nawas. “Bagaimana ini? Setelah aku mengikuti usulmu, kenyataannya rumahku justru menjadi tambah sempit dan berantakan,” keluhnya. “Kalau begitu, cobalah beli dua ekor domba lagi dan peliharalah di dalam rumahmu,” jawab Abu Nawas. Lelaki tersebut segera bergegas ke pasar dan membeli dua ekor domba lagi seperti perkataan Abu Nawas. Namun lagi-lagi, rumahnya justru semakin terasa sesak. Dengan perasaan jengkel, ia pun kembali ke rumah Abu Nawas. Dia menceritakan apa yang terjadi termasuk mengenai istrinya yang makin sering marah-marah karena keberadaan para domba. Mendengar hal tersebut, Abu Nawas lantas menyarankan untuk menjual semua domba yang dimiliki. Keesokan harinya, Abu Nawas tak sengaja bertemu dengan lelaki tersebut. Ia pun bertanya, “Bagaimana keadaan rumahmu sekarang? Apakah sudah lebih lega?” “Setelah aku menjualnya, rumahku menjadi lebih nyaman untuk ditinggali. Istriku pun tidak lagi marah-marah,” jawab pria tersebut sembari tersenyum. Begitulah, masalah rumah sempit tersebut akhirnya tuntas. Abu Nawas kembali berhasil menyelesaikan masalah sang pria dengan rumah sempitnya. Parents, itulah sekelumit informasi tentang siapa itu Abu Nawas dan salah cerita Abu Nawas yang cukup kocak. Semoga bisa menjadi hiburan bagi keluarga ya! Baca juga Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.sebagaitokoh- tokohnya. Di dalam fabel, para hewan atau binatang digambarkan sebagaimana layaknya manusia yang dapat berpikir, bereaksi, dan berbicara. Contohnya pada cerita "Kancil dan Kera", dan "Kancil dan Buaya". 7 d. Legenda Legenda adalah cerita yang berasal dari zaman dahulu. Cerita legenda bertalian dengan sejarah yang sesuai
Melanjutkan Contoh Soal dan Jawaban Seni Budaya Kelas X Semester 2 Pilihan Ganda bagian ketujuh soal nomor 91-105, bagian kedelapan berisikan materi tentang "Ekspresi Karya Seni Teater". Baca juga Contoh Soal dan Jawaban Seni Budaya Kelas X Semester 2 Kurikulum 2013 PG Berikut ini, contoh soal PG SBK beserta jawaban dimulai dari soal nomor 106 sampai dengan 120. 106. Tahap-tahap pelaksanaan pementasan dalam teater nontradisional meliputi hal-hal berikut, kecuali.... a. persiapan b. latihan c. pementasan d. cerita tidak statis e. evaluasi Jawaban d 107. Tata artistik yang digunakan untuk mendukung situasi dalam cerita teater nontradisional adalah.... a. tata lampu b. peran c. adat d. moral e. tingkah laku Jawaban a 108. Nilai yang diakui oleh masyarakat di suatu tempat dikenal dengan.... a. prinsip b. kebiasaan c. adat d. moral e. tingkah laku Jawaban d 109. Pemain yang memiliki nilai moral yang tinggi pada cerita Hikayat 1001 malam adalah..... a. Fifi Young b. Syahrazad c. Syahbandar d. Abu Nawas e. Tan Ceng Bok Jawaban b 110. Salah seorang tokoh dalam film Serigala Hitam adalah... a. Tan Kim Yo b. Tan Kim Ho c. Tan Ceng Bok d. Tan Ceng Ho e. Tan Ceng Ko Jawaban c 111. Salah satu film yang pernah dibintangi oleh Fifi Young adalah.... a. Air Mata Buaya b. Air Mata Penyesalan c. Air Mata Surga d. Air Mata Ibu e. Air Mata derita Jawaban d 112. Musik yang cocok dengan teater yang bertemakan humor adalah musik yagn memiliki suasana.... a. sedih b. gembira c. lembut d. pelan e. keras Jawaban b 113. “The Proposal” adalah salah satu contoh dari teater.... a. dardanella b. Abdul Muluk c. pesisir d. Melayu e. daerah Jawaban c 114. Di dalam cerita Abu Nawas, tokoh utama memiliki sifat.... a. periang b. komedi c. humoris d. pemarah e. penyedih Jawaban c 115. Bagian epilog terdapat pada.... a. akhir naskah b. awal dan akhir naskah c. bebas d. awal naskah e. tengah naskah Jawaban a 116. Cerita dalam Hikayat 1001 Malam bertempat di.... a. kebun b. taman c. kerajaan d. perkampungan e. negeri khayalan Jawaban c 117. Dekorasi ala Betawi dengan hiasan gambar bangunan tua peninggalan Belanda adalah dekorasi yang terdapat dalam cerita.... a. Hikayat 1001 Malam b. Nyai Dasima c. Nyai Iteung d. Nyai Darsina e. Nyai Dursina Jawaban b 118. Kemampuan pengucapan dalam seni teater merupakan teknik olah.... a. suara b. tubuh c. pikiran d. pernapasan e. indera Jawaban a 119. Hal-hal di bawah ini berkaitan dengan pementasan, kecuali.... a. dekorasi b. tata busana c. tata rias d. tata musik e. naskah dari cerita rakyat Jawaban e 120. Berikut ini cerita yang sering dipentaskan teater Dardanella, kecuali.... a. Zorro b. Roses of Yesterday c. Aladin dan Lampu Wasiat d. Vera e. Malin Kundang Jawaban e Lanjut Contoh Soal UAS Seni Budaya Kelas X Semester 2 PG dan Essay beserta Jawaban Thanks for reading Contoh Soal dan Jawaban Seni Budaya Kelas X Semester 2 Pilihan Ganda Part-8
Hai Mencari R. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru. Kakak bantu jawab, ya. Tokoh utama dalam cerita yang mempunyai sifat baik disebut tokoh protagonis. Berikut pembahasannya. Tokoh merupakan pelaku atau karakter di dalam sebuah karya sastra. Berdasarkan perannya di dalam cerita, tokoh dibagi menjadi lima jenis, yaitu: 1.
Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Seni Budaya ★ Ujian Semester 2 UAS / UKK Seni Budaya SMA Kelas 10Di dalam cerita Abu Nawas, tokoh utama memiliki sifat…. a. periang b. komedi c. humoris d. pemarah e. penyedihPilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya Seni Budaya SBDP SD Kelas 6Seni yang menggeluti bentuk-bentuk benda hidup disebut …A. Seni lukisB. Seni suaraC. Seni musikD. Seni ukirCara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia. Materi Latihan Soal LainnyaKeliling Lingkaran - Matematika SD Kelas 6Ulangan Akidah Akhlak MI Kelas 1Pra Aksara, Hindu Budha dan Islam - IPS Bab 7 SMP Kelas 7Pengayaan Bahasa Inggris SD Kelas 4PAS PLH Pendidikan Lingkungan Hidup SD Kelas 6Ulangan Harian 2 PPKn SMP Kelas 8Hak Atas Kekayaan Intelektual - PKK SMA Kelas 11 KD Bab 6 SMA Kelas 11Permainan Rounders - Penjas PJOK SD Kelas 5Pakeman - Bahasa Sunda Semester 2 Genap SMP Kelas 9 TokohAbu Nawas di Indonesia sering kali disalahpahami dengan tokoh sufi satirikal yang bernama Nasruddin.Kedua tokoh tersebut nyatanya adalah orang yang berbeda dan hidup di masa yang berbeda. Abu Nawas hidup di kota Bagdad pada abad ke-8 Masehi di masa Khalifah Harun Ar-Rasyid dan Khalifah Al-Amin. Pada masanya, Abu Nawas lebih terkenal dengan karya sastra puisinya daripada kehidupan sufi Kamu suka membaca cerita-cerita lucu? Sudah pernah baca dongeng berjudul Abu Nawas Menipu Gajah? Kalau belum, sekarang kamu sudah berada di tempat yang tepat. Yuk, baca kisah serunya di sini!Abu Nawas merupakan salah satu tokoh dalam kisah-kisah 1001 Malam. Ia digambarkan sebagai pria cerdas, lucu, dan banyak akal. Salah satu cerita lucu Abu Nawas yang mengundang gelak tawa adalah Menipu judulnya, dongeng ini mengisahkan tentang seorang pria yang mencari cara agar bisa menaklukan seekor gajah. Bukan tanpa alasan, ia melakukannya untuk meraup keuntungan. Karenanya, ia tak segan untuk menipu binatang bertubuh besar strategi pria banyak akal ini? Penasaran dengan kisah selanjutnya? Tak perlu berbasa-basi lagi, langsung saja simak dongeng Abu Nawas Menipu Gajah yang ada di artikel ini. Ulasa seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya juga telah kami paparkan. Selamat membaca! Alkisah, pada zaman dahulu, hiduplah seorang bernama Abu Nawas. Orang-orang mengenalnya sebagai pria yang banyak akal dan humoris. Pada suatu pagi, pria yang selalu memakai surban di kepalanya ini berkeliling kampung. Ia memang suka menyapa para tetangga. Tak jarang, ia membagikan kisah-kisah lucu pada mereka. Kali ini, desa terlihat sangat sepi. Ia tak melihat satu pun penduduk. “Tak biasanya desa ini sepi. Ke mana perginya orang-orang?” ucapnya dalam hati. Setelah berjalan sekian lama, sampailah ia di sebuah pasar. Ia melihat ada keramaian di pasar itu. “Hmm, rupanya orang-orang berkumpul di sini. Ada apa gerangan? Apa yang menarik perhatian mereka?” tanyanya berbisik. Ia lalu mendekati keramaian itu dan bertanya pada salah satu pengunjung, “Ada ramai-ramai apa ini?. “Mendekatlah, ada pertunjukan gajah ajaib,” jawab pengunjung tersebut. Abu merasa kebingungan, “Maksudnya apa?” tanyanya kembali. “Ada seekor gajah ajaib. Ia bisa mengerti bahasa manusia. Namun, ia hanya mau menuruti perkataan pemiliknya saja,” jawab pengunjung itu. Baca juga Dongeng Ali Baba dan 40 Pencuri Beserta Ulasan Lengkapnya, Pelajaran tentang Ketamakan Penawaran Menarik Abu Nawas menyaksikan pertunjukan itu dengan seksama. Ia berpikir, bagaimana bisa seorang hewan mengerti bahasa manusia. Kemudian, semakin banyak orang yang melihat pertunjukan itu. Dengan berani, sang pemilik pertunjukan menawarkan hadiah yang cukup besar kepada siapa saja yang berhasil memuat gajahnya mengangguk-ngangguk. “Siapa pun yang bisa membuat gajahku menganggukkan kepalanya, kau akan kuberi uang yang banyak sebagai hadiah,” ucap tuan itu. Banyak orang tergiur dengan hadiah yang besar itu. Banyak penonton yang mencoba maju satu persatu untuk menakhlukan sang gajah. Berbagai cara telah mereka coba, tapi tak ada satu pun yang berhasil. Karena penasaran, pria cerdik ini pun turut serta mencoba menakhlukan si gajah. Ia melontarkan berbagai pertanyaan untuk menipu hewan tersebut. “Hai, Gajah. Tahukah kau siapa diriku?” tanya pria banyak akal itu. Lalu, hewan itu menggelengkan kepalanya. “Apakah kau tak tak takut kepadaku?” tanya pria itu lagi. Akan tetapi, sang gajah tetap menggelengkan kepalanya. “Lantas, apakah kau takut kepada tuanmu itu?” tanya Abu memancing binatang tersebut dengan pertanyaan menjebak. Gajah pun terdiam. Ia tampak ragu untuk menggelengkan kepala. “Bila kau tetap diam, aku akan lapor pada tuanmu bahwa kau tak takut dengannya,” gertak Abu Nawas menipu sang gajah. Tak ingin mendapatkan amukan dari tuannya, binatang itu pun mengangguk-anggukkan kepalanya. Seluruh pengunjung terperangah kagum. Sesuai janjinya, sang pemilik hewan itu pun menyerahkan hadiahnya kepada Abu Nawas. Setelah pertunjukan pertamanya ditaklukkan oleh Abu Nawas, si pemilik gajah itu malu dan rugi bandar. Ia lalu memikirkan cara untuk menebus kekalahannya. Tak berselang lama, ia mendapatkan ide cemerlang. Kali ini, ia melatih gajahnya untuk mengangguk-angguk. Ia juga memberikan ancaman pada hewan itu, “Pada pertunjukan nanti, kalau sampai kau menggelengkan kepalamu, akan kuhukum kau!”. Si gajah hanya bisa mengangguk karena merasa takut dengan ancaman itu. Saat yang dinantikan pun tiba. Pria dan gajahnya mengundang para warga untuk menyaksikan pertunjukan mereka. Percobaan Kedua Seperti pertunjukan sebelumnya, pria itu memberi tantangan pada penonton. “Kalau ada yang berhasil membuat gajahku menggelengkan kepalanya, maka kau akan kuberi hadiah besar!” ucapnya. Lalu, para penonton mencoba satu persatu, tapi tak ada yang berhasil. Setelah tak ada lagi yang berani maju, Abu Nawas mengajukan dirinya. Sama seperti hari sebelumnya, ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sama. “Tahukah kau siapa aku?” tanya pria cerdik ini. Karena sebelumnya pernah bertemu, gajah itu menganggukkan kepala tanpa ragu. “Apakah kau tidak takut kepadaku?”. Gajah itu tetap mengangguk. “Apakah kau tak takut kepada tuanmu?”. Binatang bertelinga besar itu tetap mengangguk. Ia merasa takut dengan ancaman tuannya. Akhirnya Abu Nawas mengeluarkan bungkusan kecil berupa balsem panas. “Tahukah kau fungsi dari balsem ini?” Binatang itu masih mengangguk. “Baiklah kalau kau tahu. Boleh kugosok balsem ini di pipimu?” Gajah itu pun masih mengangguk. Lalu, pria itu menggosok pipi sang gajah dengan balsem. Tentu saja binatang itu merasa kepanasan dan panik. Lalu, Abu mengeluarkan bungkusan yang cukup besar. “Bungkusan ini juga berisi balsem. Akan kuhabiskan untuk menggosok pipimu. Boleh, kah?” ancam pria cerdik ini. Binatang besar ini mulai ketakutan. Ia tak mau pipinya terasa semakin panas. Pada akhirnya, ia terpaksa menggeleng-nggelengkan kepalanya. Abu Nawas sontak mendapatkan tepuk tangan meriah dari para penonton. Sesuai janjinya, pria yang mengadakan pertunjukan itu pun memberi hadiah kepada Abu Nawas. Ia kemudian tak mau lagi menggelar pertunjukan menggunakan seekor gajah. Binatang itu pun kini bebas lepas di hutan belantara. Baca juga Kisah Suri Ikun dan Dua Burung Beserta Ulasan Menariknya, Dongeng Adik Bungsu yang Dibenci oleh Kakak-Kakaknya Unsur Intrinsik Usai membaca cerita lucu Abu Nawas Menipu Gajah, kini saatnya kamu ulik unsur intrinsiknya. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasannya; 1. Tema Tema atau inti cerita lucu Abu Nawas Menipu Gajah adalah tentang strategi mendapatkan hadiah. Dengan kecerdasannya, Abu Nawas berhasil memenangkan hadiah itu. 2. Tokoh dan Perwatakan Ada tiga tokoh utama dalam dongeng ini, yaitu Abu Nawas, gajah, dan pemiliknya. Gajah memiliki sifat yang penakut. Ia tak berani melawan perintah sang pemilik dan terpaksa harus menuruti segala perintahnya. Sang pemilik gajah memiliki sifat yang licik. Ia memanfaatkan kepolosan dan keluguan seekor binatang untuk meraup uang. Sementara itu, Abu Nawas alias tokoh protagonis dalam dongeng ini memiliki sifat yang cerdik. Dengan kepintarannya, ia berhasil mengantongi hadiah sebanyak dua kali. 3. Latar Cerita lucu Abu Nawas Menipu Gajah ini menggunakan beberapa latar tempat. Sebut saja seperti sebuah pedesaan dan pasar. Tempat lainnya adalah panggung pertunjukan seorang pria dan gajahnya. 4. Alur Cerita Lucu Abu Nawas Menipu Gajah Kebanyakan dongeng memang menggunakan alur maju. Begitu pula dengan kisah ini. Cerita bermula dari Abu Nawas yang sedang berjalan-jalan mengelilingi desa. Ia lalu melihat ada kerumunan dan menghampirinya. Ternyata, sedang ada pertunjukan seekor gajah dan pemiliknya, yakni seorang pria. Untuk menunjukkan kebolehannya, pria itu menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang bisa membuat gajahnya menganggukkan kepala. Hampir semua orang mencobanya, tapi mereka gagal semua. Karena penasaran, Abu Nawas pun mencoba untuk membuat si gajah menganggukan kepalanya. Sangat mengejutkan, pria in berhasil melakukannya. Hari berikutnya, si pemilik gajah itu kembali memberikan pertunjukan. Ia kembali menawarkan hadiah untuk siapa saja yang bisa membuat gajahnya menganggukan kepala. Setelah semua mencoba, barulah Abu mencobanya. Ia pun berhasil membuat si gajah menganggukan kepalanya. 5. Pesan Moral Kira-kira, pesan moral apakah yang dapat kamu petik dari cerita lucu Abu Nawas Menipu Gajah? Tak banyak amanat yang terkandung dalam kisah ini, yakni janganlah kamu menyiksa binatang seperti yang dilakukan pemilik gajah itu. Ia bahkan mengancam gajahnya untuk menuruti setiap perkatannnya. Beruntung, ada Abu Nawas cerdik yang berhasil memberikan efek jera pada sang pemilik. Selain intrinsik, cerita Abu Nawas ini juga memiliki unsur ekstrinsik. Seperti nilai-nilai moral, sosial, dan budaya yang sesuai dengan lingkungan sekitar. Baca juga Legenda Asal Usul Burung Cendrawasih dan Ulasannya, Kisah Si Burung Surga yang Mengandung Amanat Bermakna Fakta Menarik Sebelum mengakhiri artikel yang mengulik cerita lucu Abu Nawas Menipu Gajah ini, simaklah dulu fakta menariknya berikut; 1. Diangkat Menjadi Video Animasi Seperti kebanyakan dongeng 1001 Malam lainnya, kisah lucu Abu Nawas Menipu Gajah juga diangkat menjadi video-video animasi yang menarik. Dari video tersebut, tentunya kamu bisa mengajarkan langsung pesan moral dalam kisah ini. Video animasi tentunya bisa menarik perhatian anak-anak yang kebanyakan menyukai media pembelajaran secara visual. Nah, video kisah lucu ini dapat kamu temukan di YouTube maupun media sosial lainnya. Baca juga Legenda Watu Maladong dari Nusa Tenggara Timur, Batu Sakti yang Menyuburkan Sumba, Beserta Ulasan Menariknya Terhibur dengan Cerita Lucu Abu Nawas Menipu Gajah? Demikianlah akhir dari cerita lucu Abu Nawas Menipu Gajah beserta ulasan lengkapnya. Apakah kamu cukup terhibur dengan kisah yang kami paparkan? Kalau suka, bagikan kisah ini pada teman-teman atau saudaramu, ya. Dijamin mereka bakal ngakak saat membacanya. Kalau kamu pengin membaca kisah-kisah lainnya, langsung saja telusuri kanal Ruang Pena di Ada banyak dongeng yang bisa kamu baca, seperti Kelinci dan Kura-Kura, Burung dan Merpati, atau Tiga Anak Babi dan Serigala. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.Abu Nawas adalah seorang berdarah Arab dan Persia yang menjadi penyair terkenal pada abad ke-8. Ia digambarkan sebagai sastrawan Arab terbesar yang bijaksana dan memiliki sifat jenaka. Pria yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di Irak ini dikenal karena bakat sastranya serta kecintaannya yang kuat pada anggur.
Tulislah Tokoh, Karakter Tokoh, Latar, Alur, Gagasan pokok! Abu Nawas belum kembali. Kata istrinya ia bersarna seorang Pendeta dan seorang Ahli Yoga sedang melakukan pengembaraan suci. Padahal saat ini Baginda amat membutuhkan bantuan Abu Nawas. Beberapa hari terakhir ini Baginda merencanakan membangun istana di awang-awang. Karena sebagian dari raja-raja negeri sahabat telah membangun bangunan-bangunan yang luar biasa. Baginda tidak ingin menunggu Abu Nawas iebih lama lagi. Beliau mengutus beberapa orang kepercayaannya untuk mencari Abu Nawas. Mereka tidak berhasil menemukan Abu Nawas kerena Abu Nawas ternyata sudah berada di rumah ketika mereka baru berangkat. Abu Nawas menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Baginda amat riang. Saking gembiranya beliau mengajak Abu Nawas bergurau. Setelah saling tukar menukar cerita-cerita lucu, lalu Baginda mulai mengutarakan rencananya. "Aku sangat ingin membangun istana di awang-awang agar aku Iebih terkenal di antara raja-raja yang lain. Adakah kemungkinan keinginanku itu terwujud, wahai Abu Nawas?" "Tidak ada yang tidak mungkin dilakukan di dunia ini Paduka yang mulia." kata Abu Nawas berusaha mengikuti arah pembicaraan Baginda. "Kalau menurut pendapatmu hal itu tidak mustahil diwujudkan maka aku serahkan sepenuhnya tugas ini kepadamu." kata Baginda puas. Abu Nawas terperanjat. la menyesal telah mengatakan kemungkinan mewujudkan istana di awang-awang. Tetapi nasi telah menjadi bubur. Kata-kata yang telah terlanjur didengar oleh Baginda tidak mungkin ditarik kembali. Baginda memberi waktu Abu Nawas beberapa minggu. Rasanya tak ada yang lebih berat bagi Abu Nawas kecuali tugas yang diembannya sekarang. Jangankan membangun istana di langit, membangun sebuah gubuk kecil pun sudah merupakan hal yang mustahil dikerjakan. Hanya Tuhan saja yang mampu melakukannya. Begitu gumam Abu Nawas. Hari-hari berlalu seperti biasa. Tak ada yang dikerjakan Abu Nawas kecuali memikirkan bagaimana membuat Baginda merasa yakin kalau yang dibangun itu benar-benar istana di langit. Seluruh ingatannya dikerahkan dan dihubung-hubungkan. Abu Nawas bahkan berusaha menjangkau masa kanak-kanaknya. Sampai ia ingat bahwa dulu ia pernah bermain layang-layang. Dan inilah yang membuat Abu Nawas girang. Abu Nawas tidak menyia-nyiakan waktu lagi. la bersama beberapa kawannya merancang layang-layang raksasa berbentuk persegi empat. Setelah rampung baru Abu Nawas melukis pintu-pintu serta jendela-jendela dan ornamen-ornamen lainnya. Ketika semuanya selesai Abu Nawas dan kawan-kawannya menerbangkan layang-layang raksasa itu dari suatu tempat yang dirahasiakan. Begitu layang-layang raksasa berbentuk istana itu mengapung di angkasa, penduduk negeri gempar. Baginda Raja girang bukan kepalang. Benarkah Abu Nawas berhasil membangun istana di langit? Dengan tidak sabar beliau didampingi beberapa orang pengawal bergegas menemui Abu Nawas. Abu Nawas berkata dengan bangga. "Paduka yang mulia, istana pesanan Paduka telah rampung." "Engkau benar-benar hebat wahai Abu Nawas." kata Baginda memuji Ab Nawas. "Terima kasih Baginda yang mulia." kata Abu Nawas "Lalu bagaimana caranya aku ke sana?" tanya Baginda. "Dengan tambang, Paduka yang mulia." kata Abu Nawas. "Kalau begitu siapkan tambang itu sekarang. Aku ingin segera melihat istanaku dari dekat." kata Baginda tidak sabar. "Maafkan hamba Paduka yang mulia. Hamba kemarin lupa memasang tambang itu. Sehingga seorang kawan hamba tertinggal di sana dan tidak bisa turun." kata Abu Nawas. "Bagaimana dengan engkau sendiri Abu Nawas? Dengan apa engkau turun ke bumi?" tanya Baginda. "Dengan menggunakan sayap Paduka yang mulia." kata Abu Nawas dengan bangga. "Kalau begitu buatkan aku sayap supaya aku bisa terbang ke sana." kata Baginda. "Paduka yang mulia, sayap itu hanya bisa diciptakan dalam mimpi." kata Abu Nawas menjelaskan. "Engkau berani mengatakan aku gila sepertimu?" tanya Baginda sambil melotot. "Ya, Baginda. Kurang lebih seperti itu." jawab Abu Nawas tangkas. "Apa maksudmu?" tanya Baginda lagi. "Baginda tahu bahwa membangun istana di awang-awang adalah pekerjaan yang mustahil dilaksanakan. Tetapi Baginda tetap menyuruh hamba mengerjakannya. Sedangkan hamba juga tahu bahwa pekerjaan itu mustahil dikerjakan, Tetapi hamba tetap menyanggupi titah Baginda yang tidak masuk akal itu." kata Abu Nawas berusaha meyakinkan Baginda. Tanpa menoleh Baginda Raja kembali ke istana diiring para pengawalnya. Abu Nawas berdiri sendirian sambi memandang ke atas melihat istana terapung di awang-awang. "Sebenarnya siapa diantara kita yang gila?" tanya Baginda mulai jengkel. "Hamba kira kita berdua sama-sama tidak waras Tuanku." jawab Abu Nawas tanpa ragu.
CeritaAbu Nawas ini bermula dari panggilan Sang Raja yang membutuhkan bantuannya. Ketika itu, Abu Nawas dan istrinya sedang menikmati suasana santai di teras rumahnya. Tiba-tiba, datanglah pengawal raja yang menyampaikan pesan dari pemimpinnya. "Abu Nawas, kami diminta raja untuk mengundangmu ke istana," kata pengawal.
- Abu Nawas Al-hasan ibn Hani Al-hakami dikenal sebagai Abu Nawas, adalah seorang penyair tersohor Arab klasik. Dia juga dikenal sebagai master dari semua genre puisi Arab kontemporer. Namun, tradisi cerita rakyat ternyata juga dia rambah, seperti yang muncul beberapa kali dalam Seribu Satu Malam. Pria yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di Irak ini dikenal karena bakatnya, serta kecintaannya yang kuat pada anggur. Sampai-sampai julukan “penyair anggur,” diberikan untuk penyair yang juga dianggap paling terkenal di era Abbasiyah menawarkan pembaruan dan keragaman subyek. Banyak yang menggambarkan alkohol, serta mencerminkan kehidupan, keyakinan, dan kecintaannya. Dia meninggal selama perang saudara sebelum al-Ma'mun maju dari Khur?s?n baik pada 814-816 M. Baca juga [Biografi Tokoh Dunia] Herodotus Sang Sejarawan Pertama Dunia Menghafal Al Quran Ayah Abu Nawas, Hani, adalah seorang Arab, keturunan dari suku Jizani Banu Hakam, dan seorang prajurit dalam pasukan Marwan II. Namun Abu Nawas dilaporkan tidak pernah mengenalnya langsung. Ibunya seorang Persia, bernama Jullaban, bekerja sebagai penenun. Biografi berbeda mengenai tanggal lahir Abu Nawas, berkisar antara 747-762 M. Beberapa sumber menyebutkan ia lahir di Basra. Ibunya mengirimnya ke Attar untuk bekerja untuk ajira. Tapi Attar membesarkan dan merawatnya. Abu Nawas senang pergi ke dewan sains dan puisi, setelah bekerja dengan Attar. Attar sendiri yang mendorongnya untuk belajar dan menghafal Al Quran serta belajar puisi. Abu Nawas bermigrasi ke Baghdad, ditemani Walibah ibn al-Hubab, dan segera menjadi terkenal karena puisi uniknya. Puisi karyanya jenaka dan lucu. Bertema kehidupan perkotaan dan kegembiraan anggur dan minuman khamriyyat, dan humor sarkasme mujuniyyat. Baca juga [Biografi Tokoh Dunia] Beverly Allitt Malaikat Maut dari Serial Pembunuhan Berantai Anak-anak Karya Abu Nawas termasuk puisi tentang berburu, cinta wanita dan anak laki-laki, dan penghargaan kepada penggemarnya. Itu semua berbeda dari kebanyakan puisi pada zamannya, yang secara tradisional membahas tema tentang gurun. Dia terkenal karena ejekan dan sindirannya, dua tema favoritnya adalah kepasifan seksual pria dan ketidaksopanan seksual terhadap wanita. Seringkali puisinya memberikan kejutan dalam masyarakat di zamannya. Tulisannya banyak membahas tentang hal-hal yang dilarang Islam. Dia mungkin penyair Arab pertama yang menulis tentang masturbasi. Ismail bin Nubakht "Saya tidak pernah melihat orang yang belajar lebih luas dari Abu Nawas, atau orang yang memiliki ingatan yang sangat lengkap, namun memiliki begitu sedikit buku.” “Setelah kematiannya kami menggeledah rumahnya, dan hanya dapat menemukan satu sampul buku berisi quire of paper, yang berisi kumpulan ekspresi langka dan observasi gramatikal," katanya melansir People Pill. Baca juga [Biografi Tokoh Dunia] Fritz Haber, Ilmuwan Jenius Pencipta Senjata Kimia Pemusnah MassalMasa produktif Abu Nawas terpaksa mengungsi ke Mesir untuk beberapa waktu, setelah dia menulis puisi elegi yang memuji keluarga elite politik Persia dari Barmaki, keluarga kuat yang telah digulingkan oleh khalifah, Harun al-Rashid. Dia kembali ke Baghdad pada 809 M setelah kematian Harun al-Rashid. Penguasa berikutnya adalah Muhammad al-Amin, putra harun al-Rasyid yang berusia dua puluh dua tahun dan mantan murid Abu Nawas. Kondisi ini memberi keuntungan besar bagi Abu Nawas. Faktanya, sebagian besar ulama percaya bahwa Abu Nawas menulis sebagian besar puisinya pada masa pemerintahan Al-Amin. Tugas kerajaannya yang paling terkenal adalah sebuah puisi 'Kasida' yang ia gubah untuk memuji al-Amin. "Menurut kritikus pada masanya, dia adalah penyair terbesar dalam Islam." tulis Arbuthnot dalam “Penulis Arab”. Orang sezamannya, Abu Hatim al Mekki sering berkata bahwa makna terdalam dari pemikiran disembunyikan di bawah tanah, sampai Abu Nawas menggalinya. Namun demikian, Abu Nawas dipenjara kan ketika tindakannya menguji kesabaran al-Amin. Amin akhirnya digulingkan oleh saudaranya Al-Ma'mun. Pemimpin baru yang sangat teguh memegang norma agama ini, tidak memiliki toleransi terhadap Abu Nawas. Beberapa laporan kemudian mengklaim bahwa ketakutan akan penjara, membuat Abu Nawas bertobat dengan cara lamanya dan menjadi sangat religius. Sementara yang lain percaya, dia akhirnya menyesal di kemudian hari, dan hanya menulis tentang harapannya memenangkan pengampunan khalifah. Dikatakan bahwa sekretaris al-Ma'mun Zonbor menipu Abu Nawas untuk menulis sindiran terhadap Ali, menantu Nabi, saat Nawas sedang mabuk. Zonbor kemudian dengan sengaja membacakan puisi itu di depan umum, dan memastikan Nawas terus ditahan. Akhir dari hidupnya masih menjadi teka-teki. Beberapa biografi berbeda mengatakan bahwa Abu Nawas meninggal di penjara atau diracun oleh Ismail bin Abu Sehl, atau keduanya. Baca juga [Sejarah Islam] Sumur Zamzam dan Aliran Airnya yang Abadi Akhirnya bertobat Al-Khatib al-Baghdadi, penulis The History of Baghdad, menulis bahwa Abu Nawas dimakamkan di pemakaman Shunizi di Baghdad. Kota ini memiliki beberapa tempat yang dinamai penyair. Jalan Abu Nuwas membentang di sepanjang tepi timur Tigris yang pernah menjadi barang pameran kota. Taman Abu Nawas juga terletak di sana, sepanjang 2,5 kilometer antara Jembatan Jumhouriya dan sebuah taman yang membentang hingga ke sungai di Karada, dekat Jembatan 14 Juli. Seniman Tanzania Godfrey Mwampembwa Gado menciptakan buku komik Swahili berjudul Abunuwasi yang diterbitkan pada 1996. Di dalamnya terdapat tokoh penipu bernama Abunuwasi sebagai protagonis dalam tiga cerita yang mengambil inspirasi dari cerita rakyat Afrika Timur serta fiksi Abu Nuwasi Seribu Satu Malam. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.